Esaunggul.ac.id – Di salah satu keterangannya dalam jumpa pers beberapa waktu lalu Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani mengatakan bahwa pada tahun 2023 Indonesia harus bersiap menghadapi gelombang resesi ekonomi. Ekonomi dunia akan masuk jurang resesi di tahun 2023, seiring dengan tren kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan sebagian besar bank sentral di dunia secara bersamaan. Prediksi tersebut lagi-lagi diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Topik ini menjadi hangat diperbincangkan karena suatu isu yang sangat sensitif akan sangat berdampak bagi perekonomian negara apalagi perekonomian masyarakat.

Apa itu resesi?  

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), resesi adalah suatu kondisi di mana perekonomian suatu negara sedang memburuk, yang terlihat dari produk domestik bruto (PDB) negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Sedangkan melansir Forbes, (15/7/2020), resesi adalah penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Selama resesi ekonomi, orang kehilangan pekerjaan, perusahaan membuat lebih sedikit penjualan dan output ekonomi negara secara keseluruhan menurun.

Pada dasarnya, resesi ekonomi adalah kondisi saat perekonomian negara tengah memburuk. Dikutip dari situs Otoritas Jasa Keuangan, resesi terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) negatif, pengangguran meningkat, hingga pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Ekonomi yang semakin sulit pasti berdampak pada pelemahan daya beli masyarakat karena mereka akan lebih selektif menggunakan uangnya dengan fokus pemenuhan kebutuhan terlebih dahulu.

Faktor paling besar yang menyebabkan Indonesia tidak bisa mengelakkan Resesi Ekonomi 2023 mendatang adalah distribusi barang dan jasa yang ada di masyarakat serta kekuatan uang, seperti baru – baru ini fenomena nilai mata uang Euro turun hampir sama dengan Dollar atau bahkan terkadang nilai Dollar justru lebih tinggi daripada Euro.

Selain beberapa kendala tersebut, terjadinya perang dingin di beberapa negara seperti antara Rusia dan Ukraina juga  membuat perekonomian dunia tidak stabil dan akan berdampak kepada semakin cepatnya negara lainnya terutama negara – negara berkembang seperti Indonesia merasakan dampak dari Resesi Ekonomi.

Adapun dampak yang dirasakan oleh Indonesia terhadap gelombang resesi ekonomi diantaranya:

  1. Akan muncul kesenjangan antara orang kaya dan miskin serta akan semakin terasa.
  2. Jumlah angka pengangguran yang kian meningkat, sehingga pemerintah dituntut untuk menemukan solusi agar lapangan kerja dapat menyerap tenaga kerja kembali.
  3. Pengeluaran pemerintah semakin besar karena pembangunan harus terus dilakukan, sehingga salah satu langkah taktisnya adalah pemerintah harus menambah utang untuk mengakomodir biaya pembangunan tersebut.
  4. Bagi perusahaan, untuk mengurangi biaya produksi yang tinggi maka akan banyak pelaku usaha yang menerapkan kebijakan PHK kepada para pekerjanya.

Melihat fakta bahwa kelak resesi ekonomi ini tidak dapat dielakkan, tetapi baik pemerintah maupun masyarakat secara individu dapat melakukan langkah preventif maupun pencegahan terhadap dampak dari resesi ekonomi sehingga nantinya tidak terlalu merasakan kesulitan ketika resesi ekonomi mulai melanda, maka Detri menyampaikan perlu adanya kerja bersama antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah harus melakukan kebijakan – kebijakan pro terhadap masyarakat serta mengeluarkan kebijakan yang juga transparan.

Dari sisi terkecil seperti masyarakat, disampaikannya langkah pencegahan yang dapat masyarakat lakukan agar tidak terlalu merasakan dampak dari resesi ekonomi dimulai dengan mendata masyarakat miskin dan kurang mampu yang ada di lingkungan RT dan RW. Setelah melakukan pendataan maka masyarakat yang dirasa mampu dapat memberikan sumbangan ataupun dana swadaya yang dapat diberikan kepada masyarakat yang kurang mampu tersebut secara reguler dan tentunya harus tepat sasaran.

 

BACA JUGA: 3 Cara Cari Uang Lewat 3 Raja Platform Sosial Media, 5 Bisnis Paling Menjanjikan di Jakarta!

Kunjungi Laman: Universitas Esa Unggul Tangerang, Universitas Esa Unggul Bekasi