esaunggul.ac.id – Pada tahun 2016, Venezuela mulai mengalami krisis ekonomi yang sangat parah. Inflasi negara tersebut melesat hingga mencapai 800%, dan harga-harga barang melambung tinggi. Krisis ekonomi ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah Venezuela yang berlebihan dalam mencetak uang, atau yang disebut “printing money”.

Apa itu printing money

Kebijakan printing money adalah kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral suatu negara dengan mencetak uang dalam jumlah besar dan memasukkannya ke dalam peredaran uang. Tujuan utama dari kebijakan printing money adalah untuk meningkatkan likuiditas pasar dan mengatasi masalah kekurangan dana dalam perekonomian.

Dalam prakteknya, kebijakan printing money dilakukan dengan membeli surat utang atau aset lainnya dari pasar keuangan dengan menggunakan uang yang dicetak tersebut. Uang yang dicetak tersebut kemudian akan dipasok ke dalam pasar uang, sehingga meningkatkan jumlah uang beredar dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sejarah akibat printing money

Pemerintah Venezuela telah mencetak uang dalam jumlah besar untuk membiayai program sosial dan subsidi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Namun, kebijakan tersebut menghasilkan efek yang sebaliknya, yakni harga-harga barang yang semakin mahal, pengangguran yang semakin tinggi, dan masyarakat yang semakin menderita akibat inflasi yang tinggi.

Selain mencetak uang secara berlebihan, pemerintah Venezuela juga melakukan kebijakan lain yang buruk seperti penjualan minyak mentah dengan harga yang rendah dan mengabaikan investasi di sektor lain seperti pertanian dan manufaktur. Hal ini menyebabkan negara tersebut kehilangan sumber pendapatan utama dan membuatnya semakin bergantung pada pencetakan uang.

Dampak dari kebijakan “printing money” di Venezuela sangat parah. Inflasi yang tinggi menyebabkan harga-harga barang yang semakin tinggi, sehingga masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Banyak orang terpaksa beralih ke pasar gelap untuk mencari makanan dan barang kebutuhan lainnya. Pengangguran meningkat drastis karena banyak perusahaan yang gulung tikar akibat kesulitan memenuhi biaya produksi. Akibatnya, banyak orang yang terpaksa meninggalkan negara tersebut untuk mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri.

Sejarah printing money di Indonesia

Pada periode 1963-1965, Indonesia mengalami masa yang sangat penting dalam sejarah ekonomi dan politiknya. Pada saat itu, negara ini dipimpin oleh Presiden Soekarno yang mengadopsi kebijakan ekonomi yang sangat ambisius, salah satunya adalah dengan mencetak uang dalam jumlah besar.

Kebijakan money printing tersebut dilakukan oleh pemerintah untuk membiayai berbagai program pembangunan nasional yang mencakup pembangunan infrastruktur, proyek-proyek industri berat, dan program sosial yang luas. Namun, kebijakan ini juga memiliki dampak negatif yang cukup besar pada perekonomian Indonesia.

Dampak utama dari money printing di Indonesia pada periode tersebut adalah inflasi yang sangat tinggi. Jumlah uang yang dicetak melebihi kebutuhan pasar dan menyebabkan harga barang dan jasa melonjak. Hal ini berdampak pada tingkat kemiskinan dan kesulitan ekonomi yang dialami oleh masyarakat luas.

Selain itu, kebijakan tersebut juga berdampak pada nilai tukar rupiah yang semakin merosot, serta menurunkan kredibilitas Indonesia di mata dunia internasional. Terjadinya inflasi yang tinggi dan merosotnya nilai tukar rupiah membuat investasi asing sulit masuk ke Indonesia, sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional.

Kebijakan money printing tersebut juga memicu krisis politik yang melanda Indonesia pada periode tersebut. Inflasi yang tinggi menyebabkan maraknya pengangkatan harga barang dan jasa secara liar, sehingga menimbulkan ketidakpuasan dan kerusuhan sosial yang memicu kudeta militer pada tahun 1965.

Oleh karena itu, kebijakan printing money harus dilakukan dengan hati-hati dan dalam jumlah yang tepat untuk memastikan bahwa dampak negatifnya tidak terlalu besar. Kebijakan ini sebaiknya juga dilakukan sebagai upaya jangka pendek dan segera diikuti dengan kebijakan lainnya yang lebih berkelanjutan dan berpihak pada stabilitas perekonomian.

Baca juga : Investasi Emas Sebagai Salah Satu Investasi UnggulanManfaat dan Pentingnya Legalitas Perusahaan Untuk Bisnis

Kunjungi laman :  Universitas Esa Unggul TangerangUniversitas Esa Unggul Bekasi